Monday, February 23, 2009

Berakhirnya ekonomi kapitalis

Salah satu instrumen yang digunakan dalam sistem perdagangan internnational adalah menggunakan instrumen mata wang dollar AS. Setelah krisis ekonomi global terjadi setelah Perang Dunia II, melalui pertemuan Breton Woods maka terhasillah sebuah sistem mata wang dollar sebagai mata uang utama
dalam perdagangan dunia, sekaligus menjadikan World Bank, International Monetary Fund (IMF) sebagai pengendali sistem kewangan international. Perjanjian Breton Woods pada tahun 1973 kemudian dihapuskan ketika Amerika Serikat secara unillateral memutuskan bahwa Dolar Amerika tidak perlu lagi didukung oleh emas. Sejak itulah Dolar Amerika tidak bedanya dengan lembaran kertas saja.

Dengan mata wang dollar AS, Amerika Serikat memegang kekuasaan luar biasa yang sangat tidak profesional. Dengan kertas yang disebut Dolar AS, mereka boleh membeli berbagai komoditi seperti minyak, gas, aluminium, emas, dll dari negara-negara lain di dunia. Jika mereka perlu lebih banyak komoditi, mereka tinggal mencetak saja lagi. Jadi sistem semacam ini amatlah tidak adil dan tak bermoral.


Hal ini telah mengeksploitasi model perdagangan dengan sistem pembahagian kerja international. Surplus ekonomi bagi sekutu-sekutu Amerika terus terjadi, maka tercetus ketidakseimbangan perdagangan global. Negara-negara miskin tidak mampu melakukan eksport tanpa dibantu dengan import sehingga negara-negara miskin mengalami ”a vicious circle of import”.

Akibatnya negara-negara miskin memiliki kebergantungan yang begitu kuat terhadap negara-negara maju. Sistem kewangan international yang dirancang pasca Perang Dunia II dalam Breton Woods, telah melahirkan ketidakadilan di dalam neraca kewangan global. Defisit terus menimpa negara-negara miskin dan surplus kewangan terus ditarik ke negara-negara maju.

Karena dunia kini dibanjiri terlalu banyak dolar. Dalam pasaran kewangan saja, terdapat gelembung dolar AS yang berjumlah 80 triliun dolar AS pertahun. Jumlah ini 20 kali lipat ganda melebihi nilai perdagangan dunia yang jumlahnya sekitar 4 triliun dolar AS pertahun. Maksudnya, gelembung itu boleh membeli segala yang diperdagangkan sebanyak 20 kali lipat dari dimensi yang biasa. Gelembung ini tentu akan terus membesar dan membesar. Anda tidak perlu terlalu bijak untuk memahami bahwa gelembung itu suatu saat akan meletup dan pecah, dan terjadilah keruntuhan ekonomi global yang niscaya lebih buruk daripada krisis ekonomi tahun 1929.

Sebagai perbandingan, emas adalah logam yang berharga. Nilainya tidak bergantung pada negara mana pun, bahkan tidak bergantung pada sistem ekonomi mana pun. Nilainya adalah intrinsik dan dapat dipercayai. Oleh karena itu, emas adalah mata wang yang dapat menjamin kestabilan ekonomi dunia.

Sejarahnya, emas dan perak adalah mata wang dunia paling stabil yang pernah dikenal. Sejak masa awal Islam hingga hari ini, nilai mata wang Islam dwilogam itu secara mengejutkan tetap stabil dalam hubungannya dengan barang-barang pengguna. Seekor ayam pada zaman Nabi Muhammad saw. harganya satu dirham. Hari ini, 1400 tahun kemudian, harganya kurang lebih masih satu dirham. Dengan demikian, selama 1400 tahun, tiada inflasi. Dalam jangka panjang, mata wang dwilogam telah terbukti menjadi mata wang dunia paling stabil yang pernah dikenal. Mata wang tersebut telah dapat bertahan, meskipun terdapat berbagai upaya untuk mentransformasi dinar dan dirham menjadi mata wang simbolik dengan cara menetapkan suatu nilai nominal yang berbeza dengan beratnya.

Kita harus kembali kepada Sistem perekonomian bersandarkan komoditi, dimana dinar dirham hanyalah salah satu komponen penting. Ada “5 pilar sistem ekonomi bersanadarkan emas” akan menjadi solusi masa depan dunia yang tidak dapat dielakkan.


Pertama, “Money (Freely Chosen)” yaitu Mata wang harusnya bebas ditentukan oleh masyarakt penggunanya.


Kedua, “Open Markets Infrastructure” yaitu infrastuktur pasar terbuka dimana setiap orang mempunyai hak.


Ketiga, “Caravans – Open Distribution and Logistic Infrastructure” yaitu jaringan logistik dan distribusi yang terbuka bagi siapa saja.


Keempat adalah “guilds – open production infrastructure” yaitu pusat2 penhasilan produk kerakyatan harusnya mendapat perhatian dari pemerintah untuk menjadi tempat yang layak untuk menghasailkan produk sebagaimana standard global yang berlaku.


Kelima adalah “Just Contractual Legal Frameworks (Shirkat and Qirad).


Kelima infrastruktur tersebut haruslah dimiliki oleh setiap rakyat.


Sumber: Prof. Umar Ibrahim Vadillo, Pemimpin Korperasi E-dinar Dotcom, suatu electronic payment system” berdasarkan emas, yang juga menjawat sebagai Ketua WITO (World Islamic Trade Organization).

0 comments:

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP